Kamis, 24 November 2016

Untuk bulan yang tak lagi bersinar



Hallo bulanku
Bulan yang selalu membawa cahaya
Apa kabar kamu hari ini?
Masih kah ngkau ingat dengan ku?
Iya aku
Aku adalah langit gelap yang selalu kau singgahi dulu

Bulan ….
Kemana ngkau sekarang ?
Untuk singgah pun kau tak lagi mampu
Seberapa sibuk ngkau sekarang?
Lupakah kau dengan ku ?
Ah …
Aku lupa buat apa aku bertanya
Mungkin ngkau telah menutup telingamu
Atau bahkan  tak lagi mampu mengenal suaraku

Bulan …
Selamat datang ya di hidupmu yang baru
Semoga bahagia
Seperti aku yang selalu bahagia di kelilingi oleh bintang-bintang kecil yang indah


Rabu, 16 November 2016

PENGARUH VITAMIN E TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTROL TOTAL


A. Pengertian Vitamin E
Vitamin E ditemukan pada tahun 1922, oleh Evans dan Bishop, dengan istilah tokoferol (dari bahasa Yunani, tocos berarti kelahiran anak dan phero berarti mengasuh). Vitamin E adalah nama umum untuk semua metil-tokol,  jadi istilah tokoferol bekan sinonim dari dari vitamin E, namun pada praktek sehari-hari, kedua istilah tersebut disinonimkan.
Terdapat enam jenis tokoferol, α (alfa), ß (beta), γ (gama), δ (delta), ρ (eta), λ (zeta), yang memiliki aktivitas bervariasi, sehingga nilai vitamin E dari suatu bahan pangan didasarkan pada jumlah dari aktivitas-aktivitas tersebut. Tokoferol yang terbesar aktivitasnya adalah tokoferol alfa.

B.    Sifat-sifat vitamin E
Stabilitas kimia vitamin E mudah berubah akibat pengaruh berbagai zat alami. Minyak tak jenuh, seperti minyak hati ikan cod, minyak jagung, minyak kacang kedele, minyak biji bunga matahari, semuanya mempertinggi kebutuhan vitamin E. Hal ini terjadi jika minyak-minyak tersebut mengalami ketengikan oksidatif dalam makanan. Bila minyak-minyak tersebut tengik sebelum makanan dimakan, maka berarti telah terjadi kerusakan vitamin E dalam minyak dan dalam makanan yang mengandung minyak tersebut. Garam-garam besi, seperti feriklorida, kalium ferrisianida bersifat mengoksidasi tokoferol. Nitrogen klorida dan klor dioksida pada konsentrasi yang biasa digunakan untuk memutihkan tepung akan merusak sebagian besar tokoferol yang terdapat dalam tepung. Pembuatan tepung menjadi roti akan merusak 47% tokoferol yang terdapat dalam tepung.
   
E.     Sumber Vitamin E


Sumber-sumber yang kaya akan vitamin E antara lain minyak tumbuh-tumbuhan, biji-bijian dan telur. Kolustrum manusia dan sapi mengandung vitamin E sepuluh kali lebih tinggi daripada susunya. Minyak kapas, minyak jagung, dan minyak lembaga gandum mengandung vitamin E sekitar 0,01 – 0,05 persen. Vitamin E dapat pula dibuat secara sintetis. 

C.     Metabolisme Vitamin E
Vitamin E lebih mudah diserap usus, apabila terdapat lemak dan dalam kondisi tubuh yang mempermudah penyerapan lemak. Tokoferol dari makanan diserap oleh usus digabungkan dengan kilomikron dan ditransportasikan ke hati melalui sistim limfatik dan saluran darah. Di hati, tokoferol disebarkan ke sel-sel jaringan tubuh melalui saluran darah. Di dalam plasma darah, tokoferol bergabung dengan lipoprotein, terutama VLDL ( Very Low Density Lipoprotein).Kira-kira 40 – 60% tokoferol dari makanan yang dikonsumsi dapat diserap oleh usus. Peningkatan jumlah yang dikonsumsi akan menurunkan persentase yang diserap. Vitamin E disimpan terutama dalam jaringan adiposa, otot dan hati. Pada orang yang sehat, jumlah vitamin C cadangan cukup digunakan dalam beberapa bulan. Secara normal, kadar vitamin E dalam plasma darah adalah antara 0,5 – 1,2 mg/ml.
Asam lemak tidak jenuh ganda (PUFA/ Poly Unsaturated Fatty Acid), dapat menurunkan penyerapan dan penggunaan vitamin E. Hal ini berkaitan kemungkinan dengan kecenderungan vitamin E bersifat mudah teroksidasi. Oleh karena itu kebutuhan vitamin E akan bertambah seiring dengan semakin bertambahnya konsumsi PUFA. Dengan demikian, peningkatan konsumsi PUFA yang tidak diikuti dengan prningkatan asupan vitamin E akan menimbulkan penurunan secara gradual α-tokoferol dalam plasma.
Di dalam hati, α-tokoferol diikat oleh α-TPP (α-tokoferol transfer protein). Setelah menjalankan fungsinya sebagai antioksidan, tokoferol dapat teroksidasi menjadi tokoferil (tokoferol bentuk radikal) bentuk radikal ini dapat direduksi kembali menjadi tokoferol oleh kerja sinergi dari antioksidan yang lain, misalnya vitamin C dan glutation.
Kelebihan vitamin E dalam tubuh akan disimpan dalam beberapa organ, antara lain hati, jaringan adiposa, otak dan lipoprotein. Vitamin E diekskresikan dari tubuh bersama dengan empedu melalui feses, sebagian lagi melalui urin setelah diubah lebih dahulu menjadi asam tokoferonat dan tokoferonalakton yang dapat berkonjugasi dengan glukoronat.

D.    Defisiensi Vitamin E
Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan tubuh tidak bertenaga, aktifitas seksual menurun, deposit lemak yang tidak normal di otot, perubahan degenerasi di hati dan otot, kulit kering, dan peningkatan resiko kanker.
Defisiensi atau kekurangan vitamin E  juga dapat menimbulkan anemia  pada bayi yang baru lahir. Kebutuhan akan vitamin E meningkat bersamaan dengan semakin besarnya masukan lemak tak- jenu ganda. Asupan minyak mineral, keterpaparan terhadap oksigen (seperti dalam tenda oksigen ) atau berbagai penyakit yang menyebabkan tidak efisiennya penyerapan lemak akan menimbulkan defisiensi vitamin E yang menimbulkan gejala neurology. Vitamin E dirusak oleh pemasakan dan pengolahan makanan yang bersifat komersial,termasuk pembekuan. Benih gandum, minyak biji bunga matahari serta biji softlower, dan minyak jagung serta kedelai, semuanya merupakan sumber vitamin E yang baik.

C.    Manfaat Vitamin E
Fungsi metabolik vitamin E dalam tubuh antara lain (1) sebagai antioksidan; (2) dalam pernapasan jaringan normal, berperan membantu fungsi sistem sitokrom oksidase atau untuk melindungi susunan lipida di dalam mitokondria dari kerusakan oksidasi; (3) dalam reaksi fosforilasi normal, terutama ikatan energi fosfat, seperti kreatin fosfat dan adenosin fosfat; (4) dalam metabolisme asam nukleat; (50 dalam sintesis vitamin C, dan (6) dalam metabolisme asam amino bersulfur. 
Fungsi utama vitamin E di dalam tubuh adalah sebagai antioksidan alami yang mambuang radikal bebas dan molekul oksigen. Secara partikular, vitamin E juga penting dalam mencegah peroksidasi membran asam lemak tak jenuh. Vitamin E dan C berhubungan dengan efektifitas antioksidan masing-masing. Alfa-tokoferol yang aktif dapat diregenerasi dengan adanya interaksi dengan vitamin C yang menghambat oksidasi radikal bebas peroksi. Alternatif lain, alfa tokoferol dapat membuang dua radikal bebas peroksi dan mengkonjugasinya menjadi glukuronat ketika ekskresi di ginjal.
Vitamin E adalah vitamin yang larut dengan baik dalam lemak dan melindungi tubuh dari radikal bebas. Vitamin E juga berfungsi mencegah penyakit hati, mengurangi kelelahan, membantu memperlambat penuaan karena vitamin E berperan dalam  suplai oksigen ke darah sampai dengan ke seluruh organ tubuh. Vitamin E juga menguatkan dinding pembuluh kapiler darah dan mencegah kerusakan sel darah merah akibat racun. Vitamin E  membantu mencegah sterilitas dan destrofi otot.
Vitamin E banyak digunakan untuk tujuan melawan kekeringan pada kulit, sebagai produk tabir surya. Produk –produk tabir surya yang terbaik adalah yang mengandung sekurangnya 1% vitamin E. Riset membuktikan bahwa vitamin E memberikan perlawanan terhadap kekeringan dengan membantu memberikan pelembab natural pada kulit. Apabila digunakan sebelum terkena matahari, vitamin E bisa mencegah kulit kemerahan, bengkak, dan kering. Vitamin E biasanya dipakai sebelum dan sesudah terkena paparan sinar matahari, karena sinar matahari langsung bisa merusak setengah dari suplai vitamin E alami kulit.  Penelitian juga membuktikan bahwa vitamin E bisa mengurangi molekul jahat yang terjadi akibat paparan asap rokok.
Sebagai antioksidan, vitamin E berfungsi melindungi senyawa-senyawa yang mudah teroksidasi, antara lain ikatan rangkap dua pada UFA (Unsaturated Fatty Acid), DNA dan RNA dan ikatan atau gugus – SH (sulfhidril) pada protein. Apabila senyawa-senyawa tersebut teroksidasi, maka akan terbentuk ”radikal bebas”, yang merupakan hasil proses peroksidasi. Radikal bebas yang terjadi akan mengoksidasi senyawa-senyawa protein, DNA, RNA dan UFA. Vitamin E akan bertindak sebagai reduktor dan menangkap radikal bebas tersebut. Vitamin E dalam hal ini berperan sebagai scavenger. Scavenger yang lain selain vitamin E adalah vitamin C, enzim glutation reduktase, desmutase dan perosidase, yang bersifat larut dalam air. Scavenger yang larut dalam lemak adalah vitamin E dan ß-karoten.  
Berdasarkan hasil penelitian Suplementasi vitamin E 400 IU sekali sehari selama 30 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total dan kolesterol LDL penderita dislipidemia dengan factor risiko minimal namun tidak dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL.

10 PESAN GIZI SEIMBANG

10 PESAN GIZI SEIMBANG 
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al-A’raaf:31)


l

  1.  Syukuri dan nikmati anekaragam makanan
  2.  Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
  3. Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
  4. Biasakan mengonsumsi anekaragam  makanan pokok
  5.  Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
  6. Biasakan Sarapan
  7. Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
  8.  Biasakan membaca label pada kemasan pangan
  9. Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
  10. Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan norma

Selasa, 15 November 2016

TENTANG HIDUP



Tak pernah tau tentang seberapa jauh perjalanan ini melangkah. detik berlalu menjadi menit, menit berlalu menjadi jam, jam berlalu menjadi hari. berputar tiada henti hingga nafas terhenti.

Minggu, 06 Maret 2016

Tugas Analisis Regresi 1 sesi 11 Nuraida



TUGAS 1 ANALISIS REGRESI SESI 11
Nama : Nuraida
NIM : 201532233
Tugas  hal 7 :
Buatlah hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif masing – masing 2 buah dan diskusikan dengan orang yang dapat memberikan masukan untuk perbaikan.
Jawaban :
1.       Hipotesi deskriptif
Pengertian : dugaan terhadap nilai satu variabel dalam satu sampel waaupun di dalamnya bisa terdapat beberapa kategori.
Contoh :
a.       Apakah bayi yang mengkonsumsi susu formula lebih rentan terkena obesitas?
Hipotesis deskriptif :
Ho : bayi yang mengkonsumsi susu formula lebih rentan terkena obesitas.
Ha : bayi yang mengkonsumsi susu formula tidak lebih rentan terkena obesitas.
Hipotesis :
Ho:µ = 0,5
Ha:µ≠ 0,5
b.       Apakah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4 kg beresiko terkena diabetes melitus?
Hipotesis deskriptif :
Ho : bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4 kg beresiko terkena diabetes melitus
Ha : bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 4 kg tidak beresiko terkena diabetes melitus.
Hipotesis :
Ho:µ = 0,5
Ha:µ≠ 0,5

2.       Hipotesis kompartif
Pengertian : dugaan terhadap perbandingan nilai dua sampel atau lebih.
Contoh :
a.       Apakah terdapat perbedaan tingkat konsumsi zat gizi dan status gizi balita pada ibu yang beekerja dan tidak bekerja di desa x?
Hipotesis kompartif:
Ho: tidak terdapat perbedaan tingkat konsumsi zat gizi dan status gizi balita pada ibu yang beekerja dan tidak bekerja di desa x.
Ha : terdapat perbedaan tingkat konsumsi zat gizi dan status gizi balita pada ibu yang beekerja dan tidak bekerja di desa x.
Hipotesis :
Ho : µ1 = µ2
Ha: µ1≠ µ2
b.       Apakah terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SD terhaap penggunaan plastik penyimpan makanan?
Hipotesis kompartif:
Ho: tidak terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SD terhaap penggunaan plastik penyimpan makanan.
Ha : terdapat perbedaan pengetahuan, sikap dan tindakan siswa SD terhaap penggunaan plastik penyimpan makanan.
Hipotesis :
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1≠ µ2

3.       Hipotesis asosiatif
Pengertian : dugaan terhadap hubungan antara  dua variabel atau lebih.
Contoh :
a.       Apakah terdapat hubungan konsumsi junk food dan fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD di daerah x?
Hipotesa asosiatif :
Ho: tidak terdapat hubungan konsumsi junk food dan fast food dengan kejadian obesitas pada anak SD di daerah x.
Ha : terdapat hubungan konsumsi junk food dan fast food dengan ejadian obesitas pada anak SD di daerah x.
Hipotesis :
Ho: µxy  = 0
Ha : µxy ≠ 0
b.       Apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu dan pola pemberian MP ASI pada status gizi bayi pada daerah x?
Hipotesa asosiatif :
Ho: tidak terdapat hubungan pengetahuan ibu dan pola pemberian MP ASI pada status gizi bayi pada daerah x.
Ha : terdapat hubungan pengetahuan ibu dan pola pemberian MP ASI pada status gizi bayi pada daerah x.
Hipotesis :
Ho: µxy  = 0
Ha : µxy ≠ 0